Kata
Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Hakekat Manusia dari
Segi Dimensi Pendidikan” tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan informasi tentang peran
pendidikan dalam pengembangan kepribadian manusia. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan segala informasi kepada kita semua tentang bagaimana pendidikan
mengembangkan kepribadian manusia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Jakarta, 17 November 2012
Tim Penyusun Makalah
Tim Penyusun Makalah
Daftar Isi
Kata
Pengantar ................................................................................................................ ii
Daftar
Isi .......................................................................................................................... iii
Bab I
Pendahuluan ........................................................................................................... 1
Bab II
Pembahasan ........................................................................................................... 2
Bab III
Kesimpulan dan Penutup ....................................................................................... 6
Bab I
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Manusia
memiliki ciri khas yang berbeda dari hewan. Ciri khas manusia yang
membedakannya dari hewan terbentuk dari apa yang di sebut sifat hakikat
manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena sifat tersebut hanya dimiliki
oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Oleh karena itu, tepat bila pembahasan
tentang hakikat manusia dari segi dimensi pendidikan ditempatkan pada seluruh
pengkajian tentang pendidikan, dengan harapan menjadi titik tolak bagi penjelasan
selanjutnya. Untuk mencapai pengetahuan hakikat manusia tersebut maka akan
dikemukakan materi yang meliputi hakikat manusia dari segi dimensi
pendidikan.
2.
Tujuan
Tujuan menyusun makalah ini
adalah untuk mengetahui tentang apa itu Hakikat Manusia dari Segi Dimensi
Pendidikan.
3.
Rumusan Masalah
·
Apa itu hakikat manusia dari segi
dimensi pendidikan?
·
Apa saja sifat hakikat manusia?
·
Dalam pendidikan, ke arah manusia
harus dapat dikembangkan?
·
Bagaimana pengembangan hakekat
manusia?
·
Bagaimana manusia Indonesia?
Bab II
Pembahasan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Jadi, sudah jelas
bahwa sasaran pendidikan adalah manusia.
Ciri khas manusia
yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang
disebut sifat hakikat manusia. Di sebut hakikat manusia karena secara hakiki
sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.
Sifat Hakikat Manusia
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial.
3. Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif, mampu mengatur dan
mengontrol dirinya, dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha
untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain, dan membuat dunia lebih
baik untuk ditempati.
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudannya merupakan
ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
7. Makhluk Tuhan yang berarti, ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan
baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan
sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya
tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Hubungan hakikat
manusia dengan pendidikan adalah sifat hakikat manusia dapat dikembangkan
melalui pendidikan.
A. Hakikat Manusia dari Segi Dimensi Pendidikan
Pada pembahasan telah diuraikan sifat hakikat manusia. Pada bagian ini sifat hakikat tersebut akan di bahas lagi. Dalam
pendidikan, manusia harus dapat dikembangkan ke arah empat segi pengembangan
kepribadian manusia, yaitu:
1. Sebagai makhluk individu;
2. Sebagai makhluk sosial;
3. Sebagai makhluk susila;
4. Sebagai makhluk beragama.
1.
Pengembangan Manusia
Sebagai Makhluk Individu
Setiap individu anak yang
dilahirkan telah dikaruniai potensi yang berbeda dengan individu lain. Dikatakan
oleh Langeveld, bahwa setiap individu itu unik, artinya setiap individu
memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, semangat, dan daya tahan yang berbeda.
Langeveld juga mengatakan bahwa
tiap individu mempunyai dorongan untuk mandiri, meskipun di sisi lain pada diri
anak terdapat rasa tidak berdaya sehingga ia memerlukan bimbingan dari orang
lain. Untuk dapat menolong dirinya sendiri, anak (individu) perlu mendapatkan
pengalaman di dalam pengembangan konsep, prinsip, inisiatif, kreativitas,
tanggung jawab, dan keterampilannya. Dengan kata lain, perwujudan manusia
sebagai makhluk individu memerlukan berbagai macam pengalaman melalui
pendidikan, agar segala potensi yang ada dapat tumbuh dan berkembang menjadi
kenyataan. Pola pendidikan demokratis dipandang cocok untuk mendorong tumbuh
kembang potensi individu tersebut.
2.
Pengembangan Manusia
Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sejak lahir dikaruniai
potensi sosialitas, artinya setiap individu mempunyai kemungkinan untuk dapat
bergaul, yang di dalamnya ada kesediaan untuk memberi dan menerima. Manusia
tidak dapat mencapai apa yang diinginkannya secara sorang diri. Kehadiran
manusia lain dihadapannya bukan saja penting untuk mencapai tujuan hidupnya,
tetapi juga merupakan sarana untuk pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya.
Melalui pendidikan, dapat dikembangkan keseimbangan antara aspek individual dan
aspek sosial manusia, artinya individualitas manusia dapat dikembangkan dengan
belajar dari orang lain, mengidentifikasikan sifat-sifat yang dikagumi dari
orang lain untuk dimilikinya serta menolak sifat-sifat yang tidak cocok
baginya.
3.
Pengembangan Manusia
Sebagai Makhluk Susila
Dalam kenyataannya hanya manusialah yang dapat
menghayati norma-norma dan nilai-nilai dalam kehidupan. Manusia dapat
menepatkan tingkah laku mana yang baik dan bersifat susila serta tingkah laku
mana yang tidak baik dan tidak bersifat susila.
Setiap masyarakat mempunyai norma dan nilai. Melalui
pendidikan diusahakan agar individu menjadi manusia pendukung norma kaidah dan
nila-nilai susilayang dijunjung tinggi oleh masyarakat dan menjadi milik
pribadi yang tercermin dalam tingkah laku sehari-hari. Penghayatan dan
perwujudan norma, nilai, dan kaidah-kaidah sosial adalah sangat penting dalam
rangka menciptakan ketertiban dan stabilitas kehidupan masyarakat. Penghayatan
atas norma dan nilai tersebut hanya mungkin dilakukan oleh individu dalam
hubungannya dengan kehadirannya bersama orang lain.
Pentingnya memiliki dan melaksanakan nilai-nilai
kehidupan mempunyai 2 alasan pokok:
1.
Untuk kepentingan diri sendiri sebagai individu
artinya kalau individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dan
norma-norma masyarakat maka dia akan dikucilkan oleh anggota masyarakat yang
lain. Akibatnya dia tidak akan merasa aman dan betah tinggal di masyarakat yang
tidak menerimanya.
2.
Untuk kepentingan stabilitas kehidupan
masyarakat.
Kelangsungan
kehidupan masyarakat sangat tergantung pada dapat tidaknya dipertahankan norma,
kaidah dan nilai masyarakat yang bersangkutan. Suatu masyarakat dengan ciri
khas tertentu dapat dikatakan telah berakhir apabila tata aturan yang berupa
norma, nilai dan kaidah kehidupan masyarakat telah diganti seluruhnya dengan
tata kehidupan lain yang diambil dari masyarakat lain. Oleh karena itu
masyarakat perlu waspada terhadap infiltrasi kebudayaan asing yang merusak tata
kehidupan masyarakat sendiri.
4.
Pengembangan Manusia
Sebagai Makhluk Beragama
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk beragama.
Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah
sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi untuk
keselamatan hidupnya. Untuk itu ia dituntut untuk dapat menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan sebaik-baiknya melalui
pendidikan. Dalam hal ini orang tualah yang paling cocok sebagai pendidik
karena pendidikan agama adalah persoalan efektif dan kata hati. Oleh karena itu
harus dimulai sedini mungkin. Pemerintah dengan berlandaskan pada GBHN
memasukkan pendidikan agama ke dalam kurikulum disekolah mulai dari Sekolah
Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Peru ditekankan bahwa pendidikan agama
disekolah-sekolah merupakan pengkajian agama yang lebih ditingkatkan pada
pengembangannya. Namun tekanannya tetap pada segi afektifnya. Disamping itu
mengembangkan kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan diantara sesama
penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa perlu mendapat perhatian yang
seksama. Kiranya tidak cukup jika pendidikan agama hanya ditempuh melalui
pendidik formal saja. Kegiatan dalam pendidikan non formal dan informal banyak
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan tersebut.
B. Pengembangan Dimensi-dimensi Hakekat Manusia
Meskipun pendidikan itu pada dasarnya baik, tetapi dalam pelaksanaanya
mungkin saja bisa terjadi kesalahan-kesalahannya yang lazimnya disebut ‘salah didik’. Sehubungan
dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu:
1.
Pengembangan yang Utuh
Tingkat
keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu
kulaitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas
pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.
Selanjutnya
pengembangan yang utuh dapat dilihat dari berbagai segi yaitu, wujud dan
arahnya.
a.
Dari Wujud Dimensinya
Keutuhan terjadi antara aspek
jasmani dan rohani, antara dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan
keberagamaan, antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pengembangan aspek
jasmaniah dan rohaniah dikatakan utuh jika keduanya mendapat pelayanan secara
seimbang. Pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan
keberagaman dikatakan utuh jika semua dimensi tersebut mendapat layanan dengan
baik, tidak terjadi pengabaian terhadap salah satunya. Pengembangan domain
kognitif, afektif dan psikomotor dikatakan utuh jika ketiga-tiganya mendapat
pelayanan yang berimbang.
b.
Dari Arah Pengembangan
Keutuhan pengembangan dimensi
hakikat manusia dapat diarahkan kepada pengembangan dimensi keindividualan,
kesosialan, kesusilaan dan keberagaman secara terpadu. Dapat disimpulkan bahwa
pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan
terpadu terhadap dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang
secara selaras. Perkembangan di maksud mencakup yang bersifat horizontal (yang
menciptakan keseimbangan) dan yang bersifat vertikal (yang menciptakan
ketinggian martabat manusia). Dengan demikian totalitas
membentuk manusia yang utuh.
2.
Pengembangan yang
Tidak Utuh
Pengembangan yang
tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di dalam proses
pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk
ditangani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan dimensi
keindividualan ataupun domain afektif didominasi oleh pengembangan dimensi
keindividualan ataupun domain afektif didominasi oleh pengembangan domain
kognitif. Demikian
pula secara vertikal ada domain tingkah laku terabaikan
penanganannya.
Pengembangan
yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak
mantap. Pengembangan semacam ini merupakan pengembangan yang patologis.
C. Manusia Indonesia
Sosok manusia Indonesia seutuhnya telah dirumuskan di dalam GBHN mengenai
arah pembangunan jangka panjang. Dinyatakan bahwa
pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka pembagunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat indonesia. Hal ini berarti bahwa
pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah, seperti pangan,
sandang, perumahan, kesehatan ataupun kepuasan batiniah seperti pendidikan,
rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab atau rasa
keadilan, melainkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara keduanya
sekaligus batiniah.
Selanjutnya juga
diartikan bahwa pembangunan itu merata di seluruh tanah air, bukan hanya untuk
golongan atau sebagian dari masyarakat. Selanjuatnya juga di artikan sebagai
keselarasan hubungan antara manusia dengan tuhannya, antara sesama manusia,
antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya, keserasian hubungan antara
bangsa-bangsa dan juga keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dengan
kebahagiaan di akhirat.
Bab III
Kesimpulan dan Penutup
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa sifat hakikat manusia hanya dimiliki oleh manusia dan tidak
terdapat pada hewan. Ciri-ciri yang khas tersebut membedakan dunia hewan dari
dunia manusia. Adanya hakikat tersebut memberikan tempat kedudukan pada manusia
sedemikian rupa sehingga derajatnya lebih tinggi dari pada hewan.
Semua sifat hakikat manusia dapat
dan harus ditumbuh kembangkan melalui pendidikan. Karena pendidikan, sifat
hakikat manusia dapat ditumbuhkembangkan secara berimbang sehingga menjadi
manusia yang utuh.
B.
Penutup
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi
Hakekat Manusia dari Segi Dimensi Pendidikan dalam makalah ini, tentu masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, karena keterbatasan pengetahuan yang kami
miliki dan kurangnya referensi yang ada. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas
segala kekurangan yang ada pada makalah yang kami buat. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar