Halaman

Minggu, 09 Desember 2012

MENGAPA MANUSIA PERLU DIDIDIK ?


Mengapa Manusia Perlu Dididik ?

 1. Manusia harus dididik, karena manusia lahir dalam keadaan tak berdaya,
lahir
     tidak langsung dewasa dan merupakan makhluk social yang membutuhkan
     interaksi dengan orang lain.

2. Manusia dapat di didik karena manusia dapat memiliki, memperbaiki
    dan mengembangkan hati nurani, perasaan, nilai-nilai atau norma susila yang dapat
    membedakan dirinya dengan makhluk lain. Pendidikan akan di alami manusia
    seumur hidup, namun batas batas nyata kemungkinan pendidikan pada manusia
    dimulai sejak manusia tersebut memiliki kesiapan dalam berinteraksi edukatif
    hingga mencapai kedewasaan yang dilalui
    dengan proses kematangan.
2.2 Batas-batas Kemungkinan Pendidikan
            Dalam menentukan batas batas pendidikan manusia akan mengalami persoalan, mereka akan menemui   beberapa pertanyaan tentang kapan pendidikan dimulai dan bila mana pendidikan akan berakhirDan juga pernah kita temukan satu istilah dalam bahasa inggris yang menyatakan : "Long Live Education” yang artinya  “Pendidikan Seumur Hidup”.
Dari pernyataan pernyatan tersebut tergambarkan jelas bahwa pendidikan akan dimulai segera setelah anak lahir dan akan berlangsung terus sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu menerima pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu pendidikan akan berlangsung seumur hidup.

            Namun dalam mengalami proses pendidikan menusia akan mendapatkan pendidikan dimana akan terdapat pembatasan nyata dari proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu. [1]

1.    Kapan pendidikan itu dimulai ?

            Pendidikan dimulai dengan pemeliharaan yang merupakan persiapan ke arah pendidikan nyata, yaitu pada minggu dan bulan pertama seorang anak dilahirkan, sedangkan pendidikan yang sesungguhnya baru terjadi kemudian. Pendidikan dalam bentuk pemeliharaan adalah bersifat murni, sebab pada pendidikan murni diperlukan adanya kesadaran mental dari si terdidik.
Dari segi psikologis usia 3 – 4 tahun dikenal sebagai masa berkembang atau masa krisis, dari segi pendidikan justru pada masa itu terbuka peluang ketidak patuhan yang sekaligus merupakan landasan untuk menegakkan kepatuhan yang sesungguhnya. Disini pulalah mulai terbuka penyelenggaraan pendidikan artinya sentuhan-sentuhan pendidikan untuk menumbuh kembangkan motivasi anak dalam perilakunya ke arah tujuan pendidikan.

2.    Bilamana pendidikan itu berakhir ?

            Sebagaimana sulitnya menetapkan kapan sesungguhnya pendidikan anak berlangsung untuk pertama kalinya, begitu pulalah sulitnya menentukan kapan pendidikan itu berlangsung untuk terakhir kalinya.
Sehubungan dengan itu, perlu suatu kehati-hatian kalau juga ingin mengatakan bahwa sepanjang tatanan yang berlaku, proses pendidikan itu mempunyai titik akhir yang bersifat alamiah. Titik akhir bersifat prinsipel  dan tercapai bila seseorang manusia muda itu dapat berdiri sendiri dan secara mantap mengembangkan serta melaksanakan rencana sesuai pandangan hidupnya.
Pada kondisi yang disebutkan di atas pendidikan sudah tidak menjadi masalah lagi, ia telah dapat mendidik dirinya sendiri, tetapi tidaklah dapat disangkal bahwa mungkin juga diperlukan untuk tetap menerima ajaran dalam bidang-bidang tertentu dalam memajukan kehidupanya, bantuan pendidikan yang demikian itu disebut pembentukan manusia dewasa.
            Adapun secara umum yang disebut manusia dewasa adalah :

                  1.   Manusia mandiri
Dapat hidup sendiri, mengambil keputusan sendiri tanpa menggantungkan diri kepada orang lain.

                  2.    Manusia yang bertanggung jawab
 Manusia yang dapat mempertanggungjawabkan segala perbuatannya
 dan dapat dimintai pertanggung jawaban dari perbuatannya.

3.    Manusia yang mampu memahami dan melakukan norma serta            moral dalam kehidupan
Maka dari itu, manusia dewasa akan lebih dapat mendidik dirinya sendiri dibandingkan orang lain, namun dalam keadaan tertentu manusia dewasa juga akan membutuhkan didikan dari orang lain.
2.3  Hasil Pendidikan
Hasil Pendidikan berupa perubahan sikap dan tingkah laku. Contohnya, penambahan keterampilan, pengetahuan, cara bersosialisasi, menerapkan aturan, tata karma dan nilai-nilai.

Makalah PIP Kel 9
Dosen: Akhmad Sadek

1 komentar: