Halaman

Rabu, 12 Desember 2012

Hakekat Manusia dari Segi Dimensi Pendidikan


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hakekat Manusia dari Segi Dimensi Pendidikan” tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan informasi tentang peran pendidikan dalam pengembangan kepribadian manusia. Diharapkan makalah ini dapat memberikan segala informasi kepada kita semua tentang bagaimana pendidikan mengembangkan kepribadian manusia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



Jakarta, 17 November 2012



Tim Penyusun Makalah





Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................................ ii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan ........................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan ........................................................................................................... 2
Bab III Kesimpulan dan Penutup ....................................................................................... 6
  



Bab I
Pendahuluan

1.     Latar Belakang
Manusia memiliki ciri khas yang berbeda dari hewan. Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari apa yang di sebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Oleh karena itu, tepat bila pembahasan tentang hakikat manusia dari segi dimensi pendidikan ditempatkan pada seluruh pengkajian tentang pendidikan, dengan harapan menjadi titik tolak bagi penjelasan selanjutnya. Untuk mencapai pengetahuan hakikat manusia tersebut maka akan dikemukakan materi yang meliputi hakikat manusia dari segi dimensi pendidikan.

2.     Tujuan
Tujuan menyusun makalah ini adalah untuk mengetahui tentang apa itu Hakikat Manusia dari Segi Dimensi Pendidikan.

3.     Rumusan Masalah
·         Apa itu hakikat manusia dari segi dimensi pendidikan?
·         Apa saja sifat hakikat manusia?
·         Dalam pendidikan, ke arah manusia harus dapat dikembangkan?
·         Bagaimana pengembangan hakekat manusia?
·         Bagaimana manusia Indonesia?

Bab II
Pembahasan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Jadi, sudah jelas bahwa sasaran pendidikan adalah manusia.
Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Di sebut hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.

                                Sifat Hakikat Manusia
1.       Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.       Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3.       Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif, mampu mengatur dan mengontrol dirinya, dan mampu menentukan nasibnya.
4.       Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai selama hidupnya.
5.       Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain, dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
6.       Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudannya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
7.       Makhluk Tuhan yang berarti, ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8.       Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Hubungan hakikat manusia dengan pendidikan adalah sifat hakikat manusia dapat dikembangkan melalui pendidikan.

A.    Hakikat Manusia dari Segi Dimensi Pendidikan
Pada pembahasan telah diuraikan sifat hakikat manusia. Pada bagian ini sifat hakikat tersebut akan di bahas lagi. Dalam pendidikan, manusia harus dapat dikembangkan ke arah empat segi pengembangan kepribadian manusia, yaitu:
1.       Sebagai makhluk individu;
2.       Sebagai makhluk sosial;
3.       Sebagai makhluk susila;
4.       Sebagai makhluk beragama.
1.       Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu
Setiap individu anak yang dilahirkan telah dikaruniai potensi yang berbeda dengan individu lain. Dikatakan oleh Langeveld, bahwa setiap individu itu unik, artinya setiap individu memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, semangat, dan daya tahan yang berbeda.
Langeveld juga mengatakan bahwa tiap individu mempunyai dorongan untuk mandiri, meskipun di sisi lain pada diri anak terdapat rasa tidak berdaya sehingga ia memerlukan bimbingan dari orang lain. Untuk dapat menolong dirinya sendiri, anak (individu) perlu mendapatkan pengalaman di dalam pengembangan konsep, prinsip, inisiatif, kreativitas, tanggung jawab, dan keterampilannya. Dengan kata lain, perwujudan manusia sebagai makhluk individu memerlukan berbagai macam pengalaman melalui pendidikan, agar segala potensi yang ada dapat tumbuh dan berkembang menjadi kenyataan. Pola pendidikan demokratis dipandang cocok untuk mendorong tumbuh kembang potensi individu tersebut.

2.       Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sejak lahir dikaruniai potensi sosialitas, artinya setiap individu mempunyai kemungkinan untuk dapat bergaul, yang di dalamnya ada kesediaan untuk memberi dan menerima. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkannya secara sorang diri. Kehadiran manusia lain dihadapannya bukan saja penting untuk mencapai tujuan hidupnya, tetapi juga merupakan sarana untuk pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya. Melalui pendidikan, dapat dikembangkan keseimbangan antara aspek individual dan aspek sosial manusia, artinya individualitas manusia dapat dikembangkan dengan belajar dari orang lain, mengidentifikasikan sifat-sifat yang dikagumi dari orang lain untuk dimilikinya serta menolak sifat-sifat yang tidak cocok baginya.

3.       Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Susila
Dalam kenyataannya hanya manusialah yang dapat menghayati norma-norma dan nilai-nilai dalam kehidupan. Manusia dapat menepatkan tingkah laku mana yang baik dan bersifat susila serta tingkah laku mana yang tidak baik dan tidak bersifat susila.
Setiap masyarakat mempunyai norma dan nilai. Melalui pendidikan diusahakan agar individu menjadi manusia pendukung norma kaidah dan nila-nilai susilayang dijunjung tinggi oleh masyarakat dan menjadi milik pribadi yang tercermin dalam tingkah laku sehari-hari. Penghayatan dan perwujudan norma, nilai, dan kaidah-kaidah sosial adalah sangat penting dalam rangka menciptakan ketertiban dan stabilitas kehidupan masyarakat. Penghayatan atas norma dan nilai tersebut hanya mungkin dilakukan oleh individu dalam hubungannya dengan kehadirannya bersama orang lain.
Pentingnya memiliki dan melaksanakan nilai-nilai kehidupan mempunyai 2 alasan pokok:
1.       Untuk kepentingan diri sendiri sebagai individu artinya kalau individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat maka dia akan dikucilkan oleh anggota masyarakat yang lain. Akibatnya dia tidak akan merasa aman dan betah tinggal di masyarakat yang tidak menerimanya.
2.       Untuk kepentingan stabilitas kehidupan masyarakat.
Kelangsungan kehidupan masyarakat sangat tergantung pada dapat tidaknya dipertahankan norma, kaidah dan nilai masyarakat yang bersangkutan. Suatu masyarakat dengan ciri khas tertentu dapat dikatakan telah berakhir apabila tata aturan yang berupa norma, nilai dan kaidah kehidupan masyarakat telah diganti seluruhnya dengan tata kehidupan lain yang diambil dari masyarakat lain. Oleh karena itu masyarakat perlu waspada terhadap infiltrasi kebudayaan asing yang merusak tata kehidupan masyarakat sendiri.

4.       Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Beragama
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk beragama. Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi untuk keselamatan hidupnya. Untuk itu ia dituntut untuk dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan sebaik-baiknya melalui pendidikan. Dalam hal ini orang tualah yang paling cocok sebagai pendidik karena pendidikan agama adalah persoalan efektif dan kata hati. Oleh karena itu harus dimulai sedini mungkin. Pemerintah dengan berlandaskan pada GBHN memasukkan pendidikan agama ke dalam kurikulum disekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Peru ditekankan bahwa pendidikan agama disekolah-sekolah merupakan pengkajian agama yang lebih ditingkatkan pada pengembangannya. Namun tekanannya tetap pada segi afektifnya. Disamping itu mengembangkan kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan diantara sesama penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa perlu mendapat perhatian yang seksama. Kiranya tidak cukup jika pendidikan agama hanya ditempuh melalui pendidik formal saja. Kegiatan dalam pendidikan non formal dan informal banyak yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan tersebut.

B.    Pengembangan Dimensi-dimensi Hakekat Manusia
Meskipun pendidikan itu pada dasarnya baik, tetapi dalam pelaksanaanya mungkin saja bisa terjadi kesalahan-kesalahannya yang lazimnya disebut salah didik. Sehubungan dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu:

1.       Pengembangan yang Utuh
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu kulaitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.
Selanjutnya pengembangan yang utuh dapat dilihat dari berbagai segi yaitu, wujud dan arahnya.

a.       Dari Wujud Dimensinya
Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan, antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pengembangan aspek jasmaniah dan rohaniah dikatakan utuh jika keduanya mendapat pelayanan secara seimbang.  Pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagaman dikatakan utuh jika semua dimensi tersebut mendapat layanan dengan baik, tidak terjadi pengabaian terhadap salah satunya. Pengembangan domain kognitif, afektif dan psikomotor dikatakan utuh jika ketiga-tiganya mendapat pelayanan yang berimbang.

b.      Dari Arah Pengembangan
Keutuhan pengembangan dimensi hakikat manusia dapat diarahkan kepada pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagaman secara terpadu. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara selaras. Perkembangan di maksud mencakup yang bersifat horizontal (yang menciptakan keseimbangan) dan yang bersifat vertikal (yang menciptakan ketinggian martabat manusia).  Dengan demikian totalitas membentuk manusia yang utuh.
2.       Pengembangan yang Tidak Utuh
Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di dalam proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan dimensi keindividualan ataupun domain afektif didominasi oleh pengembangan dimensi keindividualan ataupun domain afektif didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Demikian pula secara vertikal ada domain tingkah laku terabaikan penanganannya.
Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak mantap. Pengembangan semacam ini merupakan pengembangan yang patologis.

C.     Manusia Indonesia
Sosok manusia Indonesia seutuhnya telah dirumuskan di dalam GBHN mengenai arah pembangunan jangka panjang. Dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka pembagunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah, seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan ataupun kepuasan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab atau rasa keadilan, melainkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara keduanya sekaligus batiniah.
Selanjutnya juga diartikan bahwa pembangunan itu merata di seluruh tanah air, bukan hanya untuk golongan atau sebagian dari masyarakat. Selanjuatnya juga di artikan sebagai keselarasan hubungan antara manusia dengan tuhannya, antara sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa-bangsa dan juga keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dengan kebahagiaan di akhirat.
  

Bab III
Kesimpulan dan Penutup

A.    Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat manusia hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Ciri-ciri yang khas tersebut membedakan dunia hewan dari dunia manusia. Adanya hakikat tersebut memberikan tempat kedudukan pada manusia sedemikian rupa sehingga derajatnya lebih tinggi dari pada hewan.
Semua sifat hakikat manusia dapat dan harus ditumbuh kembangkan melalui pendidikan. Karena pendidikan, sifat hakikat manusia dapat ditumbuhkembangkan secara berimbang sehingga menjadi manusia yang utuh.

B.    Penutup
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi Hakekat Manusia dari Segi Dimensi Pendidikan dalam makalah ini, tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki dan kurangnya referensi yang ada. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan yang ada pada makalah yang kami buat. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar