Halaman

Selasa, 23 April 2013

SEJARAH LOGIKA


 KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah mengenai Sejarah Logika dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat berguna untuk dijadikan salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi kami sendiri dan pembaca untuk melangkah lebih maju lagi dalam bidang pendidikan.     
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca, dengan tuangan informasi-informasi dan pemikiran kami yang telah tersaji di dalamnya.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga kedepannya, makalah-makalah kami bisa menjadi lebih baik dan lebih informatif lagi.

Jakarta, Februari 2013

                                                                                                        Tim Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Logika adalah salah satu cabang filsafat. mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu ini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Logika berawal dari Yunani yang dipelopori dari Thales. Kemudian berkembang melewati Masa Pertengahan dan Logika Modern.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian Logika?
2.      Bagaimana perkembangan logika ketika Masa Yunani Kuno?
3.      Bagaimana perkembangan logika ketika Masa Pertengahan dan Logika Modern?
4.      Apa saja macam-macam Logika?

C.    Tujuan

1.      Mengetahui dan memahami pengertian dan sejarah logika.
2.      Mendeksripsikan perkembangan logika selama Masa Yunani Kuno.
3.      Mendeksripsikan perkembangan logika selama Masa Pertengahan dan tentang Logika Modern.
4.      Menjelaskan macam-macam logika.
BAB II

A.    Sejarah Logika
            Logika berasal dari kata Yunani kuno (Logos) yang berarti hasil pertimbangan yang berasal dari akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat. Sebagai ilmu, logika disebut dengan Logike Episteme (Latin: Logica Scientia) atau Ilmu Logika (Ilmu Pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.

B.     Masa Yunani Kuno
            Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales mengatakan bahwa air adalah Arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan Logika Induktif.
Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut Logica Scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.
Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta, yang menurut Aristoteles disimpulkan dari:
·         Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)
·         Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia
·         Air jugalah uap
·         Air jugalah es
Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe alam semesta. Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini. Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan Analitica , yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah Silogisme.
Pada 370 SM-288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangn logika.
Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM-226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M-201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Terdapat 5 aliran besar dalam logika, yaitu :
1.      Aliran Logika Tradisional
Logika ditafsirkan sebagai suatu kumpulan aturan praktis yang menjadi petunjuk pemikiran.
2.      Aliran Logika Metafisis
Susunan pikiran itu dianggap kenyataan, sehingga logika dianggap seperti metafisika. Tugas pokok logika adalah menafsirkan pikiran sebagai suatu tahap dari struktur kenyataan. Sebab itu untuk mengetahui kenyataan, orang harus belajar logika lebih dahulu.
3.      Aliran Logika Epistemologis
Dipelopori oleh Francis Herbert Bradley (1846 - 1924) dan Bernard Bosanquet (1848 - 1923). Untuk dapat mencapai pengetahuan yang memadai, pikiran logis dan perasaan harus digabung. Demikian juga untuk mencapai kebenaran, logika harus dihubungkan dengan seluruh pengetahuan lainnya.
4.      Aliran Logika Instrumentalis (Aliran Logika Pragmatis)
Dipelopori oleh John Dewey (1859 - 1952). Logika dianggap sebagai alat (instrumen) untuk memecahkan masalah.
5.      Aliran Logika Simbolis
Dipelopori oleh Leibniz, Boole dan De Morgan. Aliran ini sangat menekankan penggunaan bahasa simbol untuk mempelajari secara terinci, bagaimana akal harus bekerja. Metode-metode dalam mengembangkan matematika banyak digunakan oleh aliran ini, sehingga aliran ini berkembang sangat teknis dan ilmiah serta bercorak matematika, yang kemudian disebut Logika Matematika (Mathematical Logic). G.W. Leibniz (1646 - 1716) dianggap sebagai matematikawan pertama yang mempelajari Logika Simbolik. 


C.    Abad Pertengahan dan Logika Modern
            Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan. Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan Sistematisasi Logika.
Tokoh-tokoh Logika Modern:
·         Petrus Hispanus (1210 - 1278)
·         Roger Bacon (1214-1292)
·         Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian.
·         William Ocham (1295 - 1349)
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An Essay Concerning Human Understanding Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan Logika Induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum. J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic
Pelopor-pelopor Logika Simbolik:
·         Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun Logika Aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
·         George Boole (1815-1864)
·         John Venn (1834-1923)
·         Gottlob Frege (1848 - 1925)
Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di John Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan Dalil Peirce (Peirce's Law) yang menafsirkan Logika sebagai Teori Umum Mengenai Tanda (General Theory of Signs) puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970). Logika simbolik lalu diteruskan oleh Ludwig Wittgenstein (1889-1951), Rudolf Carnap (1891-1970), Kurt Godel (1906-1978), dan lain-lain.
D.    Macam-macam Logika
a.  Logika Alamiah
Logika Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir. Logika ini bisa dipelajari dengan memberi contoh penerapan dalam kehidupan nyata.
b. Logika Ilmiah
Logika Ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran, serta akal budi. Logika Ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman. Logika Ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.


BAB III
KESIMPULAN

Logika adalah ilmu yang mempelajari untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur mengacu pada kemampuan rasional dan kecakapan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan.
Thales mengatakan bahwa air adalah asas utama alam semesta. Aristoteles kemudian mengenalkan Logica Scientica sebagai ilmu.
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles diteruskan oleh Thomas Hobbes dan John Locke. Serta J.S. Mills, melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi.
Logika Alamiah adalah kinerja akal budi yang ada sejak lahir dan dapat dipelajari dengan memberi contoh penerapan dalam kehidupan nyata.
Logika Ilmiah adalah ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.