KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah mengenai Sejarah
Logika dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga
makalah ini dapat berguna untuk
dijadikan salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi kami sendiri dan pembaca untuk melangkah lebih maju lagi dalam bidang
pendidikan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca, dengan tuangan informasi-informasi
dan pemikiran kami yang telah tersaji di dalamnya.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini, sehingga kedepannya, makalah-makalah kami bisa menjadi
lebih baik dan lebih informatif lagi.
Jakarta,
Februari 2013
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Logika
adalah salah satu cabang filsafat. mempelajari kecakapan untuk berpikir secara
lurus, tepat, dan teratur. Ilmu ini mengacu pada kemampuan rasional untuk
mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan
pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga
diartikan dengan masuk akal.
Logika berawal dari Yunani yang dipelopori dari Thales. Kemudian
berkembang melewati Masa Pertengahan dan Logika Modern.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah pengertian Logika?
2. Bagaimana perkembangan logika ketika Masa Yunani Kuno?
3. Bagaimana perkembangan logika ketika Masa Pertengahan dan
Logika Modern?
4. Apa saja macam-macam Logika?
C.
Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dan sejarah logika.
2. Mendeksripsikan perkembangan logika selama Masa Yunani
Kuno.
3. Mendeksripsikan perkembangan logika selama Masa
Pertengahan dan tentang Logika Modern.
4. Menjelaskan macam-macam logika.
BAB II
A.
Sejarah Logika
Logika berasal
dari kata Yunani kuno (Logos) yang berarti hasil pertimbangan yang berasal dari
akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika
adalah salah satu cabang filsafat. Sebagai ilmu, logika disebut dengan Logike
Episteme (Latin: Logica Scientia) atau Ilmu Logika (Ilmu Pengetahuan) yang
mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu
disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu
pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata
logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
B.
Masa Yunani Kuno
Logika
dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan
segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada
akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales mengatakan bahwa air
adalah Arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat
itu Thales telah mengenalkan Logika Induktif.
Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu,
yang kemudian disebut Logica Scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales
menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air
adalah jiwa segala sesuatu.
Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta, yang
menurut Aristoteles disimpulkan dari:
·
Air adalah jiwa
tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)
·
Air adalah jiwa
hewan dan jiwa manusia
·
Air jugalah uap
·
Air jugalah es
Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti,
air adalah arkhe alam semesta. Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan
pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427
SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini.
Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan Analitica , yang secara
khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar,
dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari
proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles
adalah Silogisme.
Pada 370 SM-288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang
menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangn logika.
Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno
dari Citium 334 SM-226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada
masa Galenus (130 M-201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis
yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Terdapat 5 aliran besar dalam logika, yaitu :
1.
Aliran Logika
Tradisional
Logika ditafsirkan sebagai suatu kumpulan aturan praktis
yang menjadi petunjuk pemikiran.
2.
Aliran Logika
Metafisis
Susunan pikiran itu dianggap kenyataan, sehingga logika
dianggap seperti metafisika. Tugas pokok logika adalah menafsirkan pikiran
sebagai suatu tahap dari struktur kenyataan. Sebab itu untuk mengetahui
kenyataan, orang harus belajar logika lebih dahulu.
3.
Aliran Logika
Epistemologis
Dipelopori oleh Francis Herbert Bradley (1846 - 1924) dan
Bernard Bosanquet (1848 - 1923). Untuk dapat mencapai pengetahuan yang memadai,
pikiran logis dan perasaan harus digabung. Demikian juga untuk mencapai
kebenaran, logika harus dihubungkan dengan seluruh pengetahuan lainnya.
4.
Aliran Logika
Instrumentalis (Aliran Logika Pragmatis)
Dipelopori oleh John Dewey (1859 - 1952). Logika dianggap
sebagai alat (instrumen) untuk memecahkan masalah.
5.
Aliran Logika
Simbolis
Dipelopori oleh Leibniz, Boole dan De Morgan. Aliran ini
sangat menekankan penggunaan bahasa simbol untuk mempelajari secara terinci,
bagaimana akal harus bekerja. Metode-metode dalam mengembangkan matematika
banyak digunakan oleh aliran ini, sehingga aliran ini berkembang sangat teknis
dan ilmiah serta bercorak matematika, yang kemudian disebut Logika Matematika
(Mathematical Logic). G.W. Leibniz (1646 - 1716) dianggap sebagai matematikawan
pertama yang mempelajari Logika Simbolik.
C.
Abad Pertengahan dan Logika Modern
Pada
abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione,
Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan. Thomas Aquinas
1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan Sistematisasi Logika.
Tokoh-tokoh Logika Modern:
·
Petrus Hispanus
(1210 - 1278)
·
Roger Bacon
(1214-1292)
·
Raymundus Lullus
(1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang
merupakan semacam aljabar pengertian.
·
William Ocham (1295
- 1349)
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara
murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan
John Locke (1632-1704) dalam An Essay Concerning Human Understanding Francis
Bacon (1561 - 1626) mengembangkan Logika Induktif yang diperkenalkan dalam
bukunya Novum Organum Scientiarum. J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika
yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic
Pelopor-pelopor Logika Simbolik:
·
Gottfried Wilhelm
Leibniz (1646-1716) menyusun Logika Aljabar berdasarkan Ars Magna dari
Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan
lebih mempertajam kepastian.
·
George Boole
(1815-1864)
·
John Venn
(1834-1923)
·
Gottlob Frege (1848
- 1925)
Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf
Amerika Serikat yang pernah mengajar di John Hopkins University,melengkapi
logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan Dalil Peirce
(Peirce's Law) yang menafsirkan Logika sebagai Teori Umum Mengenai Tanda
(General Theory of Signs) puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun
1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan
karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William
Russel (1872 - 1970). Logika simbolik lalu diteruskan oleh Ludwig Wittgenstein
(1889-1951), Rudolf Carnap (1891-1970), Kurt Godel (1906-1978), dan lain-lain.
D.
Macam-macam Logika
a. Logika Alamiah
Logika Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang
berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan
dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah
manusia ada sejak lahir. Logika ini bisa dipelajari dengan memberi contoh
penerapan dalam kehidupan nyata.
b. Logika Ilmiah
Logika Ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran, serta
akal budi. Logika Ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang
harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah
akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan
lebih aman. Logika Ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau,
paling tidak, dikurangi.
BAB III
KESIMPULAN
Logika adalah ilmu yang mempelajari
untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur mengacu pada kemampuan rasional dan kecakapan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan.
Thales mengatakan bahwa air adalah asas utama alam semesta. Aristoteles kemudian mengenalkan
Logica Scientica sebagai ilmu.
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles diteruskan
oleh Thomas Hobbes dan John Locke. Serta J.S. Mills, melanjutkan
logika yang menekankan pada pemikiran induksi.
Logika Alamiah adalah kinerja akal budi yang ada sejak
lahir dan dapat dipelajari dengan memberi contoh penerapan dalam kehidupan
nyata.
Logika Ilmiah adalah ilmu khusus yang merumuskan
azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Logika ilmiah dimaksudkan
untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.